State Power Investment Corp (SPIC) China telah meluncurkan rencana investasi besar senilai RMB42 milyar (USD5,85 milyar) untuk mengembangkan sebuah proyek energi terbarukan yang komprehensif di timur laut China, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 11 Desember. Inisiatif yang berlokasi di kota Qiqihaer di provinsi Heilongjiang ini meliputi pembangkit listrik tenaga angin 3,5 gigawatt, fasilitas produksi hidrogen 164.000 metrik ton per tahun, dan masing-masing 400.000 ton per tahun bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) dan metanol. Proyek ambisius ini bertujuan untuk memanfaatkan tenaga angin untuk memproduksi hidrogen, dengan tahap pertama melibatkan pembangunan pabrik percontohan 10.000 ton per tahun untuk SAF. Pabrik SAF diharapkan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025, dengan rencana ekspansi hingga 400.000 ton per tahun pada sekitar tahun 2030.

Teknologi untuk proyek percontohan ini melibatkan pencampuran hidrogen dengan karbon dioksida yang berasal dari etanol berbasis jagung. Jika berhasil, inisiatif energi terbarukan ini akan menandai langkah signifikan untuk mengintegrasikan teknologi hijau ke dalam lanskap energi China. SPIC, sebagai entitas yang dikelola negara dengan sumber daya terbarukan terbesar di antara perusahaan-perusahaan listrik negara di Tiongkok, memiliki posisi yang tepat untuk berkontribusi pada upaya-upaya negara tersebut dalam memperluas kapasitas listrik bersih, dengan total kapasitas listrik bersih yang terpasang sebesar 160 GW. Meskipun jadwal spesifik untuk proyek ini tidak disebutkan dalam laporan tersebut, namun hal ini mencerminkan komitmen Cina untuk memajukan solusi energi berkelanjutan dan mengurangi emisi karbon.

Sumber:

https://www.reuters.com/sustainability/climate-energy/chinas-spic-plans-59-bln-investment-turning-green-hydrogen-into-fuel-2023-12-11/