TotalEnergies [TTE:FP], perusahaan minyak besar Prancis, dapat menghadapi kasus penting di mana pengadilan Prancis dapat memerintahkan perusahaan untuk menghentikan pengembangan jaringan pipa Afrika timur, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 27 Februari. Kasus ini didasarkan pada Undang-Undang Kewajiban Kewaspadaan Perusahaan Prancis tahun 2017 yang membuat perusahaan besar bertanggung jawab atas risiko lingkungan dan hak asasi manusia. Gugatan tersebut menuduh TotalEnergies melakukan pengeboran di taman alam yang merupakan rumah bagi spesies yang terancam punah dan merampas tanah dari lebih dari 100.000 orang tanpa memberikan kompensasi yang memadai. TotalEnergies mengklaim bahwa rencana relokasi, kompensasi, dan kewaspadaannya adil dan sah, dan bahwa pengadilan Prancis tidak memiliki yurisdiksi atas operasi luar negeri anak perusahaannya TotalEnergies EP Uganda.

Kasus ini berpusat pada Pipa Minyak Mentah Afrika Timur senilai USD3,5 miliar, yang saat ini sedang dikembangkan di Uganda dan Tanzania, dan di mana TotalEnergies memegang saham 62%. Keputusan pengadilan akan menjadi yang pertama dalam kasus yang mengacu pada hukum Prancis tahun 2017, yang mengharuskan perusahaan besar untuk mengidentifikasi risiko lingkungan dan hak asasi manusia dalam operasi global dan rantai pasokan mereka dan untuk mengembangkan strategi untuk mengurangi risiko tersebut. Gugatan tersebut meminta penangguhan darurat proyek-proyek TotalEnergies di Afrika Timur hingga kompensasi finansial dibayarkan kepada mereka yang terkena dampak oleh kegiatan perusahaan. Gugatan tersebut juga menuntut agar TotalEnergies menulis ulang "rencana kewaspadaan" untuk mengatasi risiko lingkungan tertentu yang terkait dengan operasinya di Uganda dan Tanzania.

Sumber:

https://www.reuters.com/business/energy/french-court-rule-landmark-totalenergies-uganda-case-2023-02-27/

https://www.ropesgray.com/en/newsroom/alerts/2021/january/an-overview-of-french-corporate-social-responsibility-legislation-for-us-based-multinationals