Google [GOOG:US] telah mengajukan banding atas putusan antimonopoli yang dibuat oleh pengawas persaingan India, Komisi Persaingan India (CCI), di Mahkamah Agung negara tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 7 Januari. CCI menemukan pada tahun 2020 bahwa Google telah menyalahgunakan posisi dominannya di pasar periklanan seluler dan pencarian melalui sistem operasi Android-nya dan memerintahkan perusahaan tersebut untuk membayar denda sebesar INR136,86 miliar (USD1,9 miliar) dan membuat perubahan pada praktik bisnisnya. Google telah membantah tuduhan tersebut dan mengajukan banding ke Mahkamah Agung, meminta penangguhan atas putusan CCI dan denda tersebut. Perusahaan tersebut berpendapat bahwa keputusan CCI didasarkan pada analisis pasar yang cacat.

Kasus Google di India telah menarik perhatian besar dan telah diawasi ketat oleh regulator antimonopoli di seluruh dunia. Kasus ini dipandang sebagai ujian seberapa besar keinginan India untuk menghadapi perusahaan teknologi global yang kuat dan dapat memiliki implikasi terhadap cara perusahaan tersebut menjalankan bisnis di negara tersebut. Banding Google atas putusan CCI hanyalah yang terbaru dalam serangkaian pertempuran antimonopoli yang telah dihadapinya dalam beberapa tahun terakhir, dengan perusahaan tersebut juga menghadapi tuduhan dan penyelidikan serupa di Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.

Sumber:

https://www.reuters.com/technology/google-challenges-android-antitrust-ruling-indias-supreme-court-2023-01-07/

https://www.saltwire.com/cape-breton/business/google-set-to-challenge-india-android-antitrust-ruling-at-supreme-court-source-100811306/