Tertarik? Hubungi kami sekarang
Untuk menghubungi kami, silakan isi formulir di sebelah kanan atau email langsung ke alamat di bawah ini
sales@senecaesg.com
by
Seneca ESG
- 27 November 2020
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam telah menyatakan dalam pidato kebijakan tahunannya bahwa wilayah administrasi khusus (SAR) bertujuan untuk mencapai nol bersih emisi karbon sebelum tahun 2050, sebagaimana dilaporkan oleh Caixin Global pada tanggal 26 November. Menurut Carrie Lam, pemerintah SAR Hong Kong akan menerbitkan rencana aksi iklim terbaru pada tahun 2021, untuk memperkenalkan target emisi karbon baru dan kerangka waktu untuk kota tersebut. Langkah-langkah kebijakan khusus dapat mencakup penerapan biaya pembuangan limbah wajib, mendorong keuangan hijau, meningkatkan efisiensi energi untuk bangunan, serta menambahkan pabrik pengolahan limbah menjadi energi berskala besar.
Rencana aksi iklim terakhir Hong Kong, yang diterbitkan pada tahun 2017, menargetkan pengurangan emisi sebesar 26% hingga 36% sebelum tahun 2030, dengan menggunakan garis dasar tahun 2005. Namun, janji netralitas karbon 2050 terbaru telah menimbulkan kontroversi besar, dengan para analis mengklaim bahwa hal itu tidak akan pernah tercapai, kecuali kota tersebut memperkenalkan kebijakan lingkungan yang lebih ketat, mengutip South China Morning Post. Target tersebut sedikit lebih ambisius daripada tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat Tiongkok September ini, untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida pada tahun 2030 dan mewujudkan netralitas karbon pada tahun 2060. Sejauh ini, lebih dari 60 negara dan kawasan termasuk Jepang, Korea Selatan, Inggris, UE juga telah memperkenalkan rencana serupa untuk menjadi netral karbon dalam tiga dekade mendatang, sebagai tanggapan terhadap tujuan yang diusulkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (IPCC).
Dalam sepuluh tahun terakhir, pemerintah Hong Kong SAR telah menyisihkan lebih dari HKD47 miliar untuk menangani masalah emisi. Kota ini dilaporkan mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2014, dengan emisi karbon per kapita menurun 38% menjadi 5,4 ton pada tahun 2018, berdasarkan tingkat tahun 2015, dan angka tersebut diperkirakan akan turun lebih lanjut menjadi 4,5 ton tahun ini. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan khusus untuk memangkas emisi karbon dari pembangkitan listrik, yang masih mewakili sekitar 70% dari total emisi gas rumah kaca di kota tersebut. Langkah-langkah ini termasuk mengimpor listrik nuklir dari Tiongkok Daratan, menutup pembangkit listrik tenaga batu bara, dan mendorong pembangkitan listrik tenaga gas. Pada tahun 2020, batu bara, gas alam, dan bahan bakar nonfosil masing-masing menyumbang sekitar 25%, 50%, dan 25% dari pembangkit listrik Hong Kong, mengutip Lu Gonghui, seorang analis pasar, dibandingkan dengan 48%, 27%, dan 25% pada tahun 2015. Berdasarkan jadwal yang ada, kota tersebut berupaya untuk secara bertahap menghentikan penggunaan tenaga batu bara pada tahun 2038. Selain itu, pemerintah kota saat ini tengah merencanakan untuk melaksanakan serangkaian program lingkungan hidup dalam beberapa tahun mendatang, yang berpotensi menciptakan sekitar 4.000 lapangan pekerjaan di bidang transportasi, teknik, daur ulang, dan sektor-sektor lain di tingkat lokal.
Referensi:
https://www.enb.gov.hk/sites/default/files/pdf/ClimateActionPlanEng.pdf
Mulai Gunakan Seneca ESG Toolkit Hari Ini
Pantau kinerja ESG di portofolio, buat kerangka ESG Anda sendiri, dan ambil keputusan bisnis yang lebih baik.
