Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS), dan Uni Emirat Arab (UEA) memimpin inisiatif global untuk melipatgandakan energi terbarukan dan menggandakan penghematan energi pada tahun 2030, dengan seruan agar inisiatif ini dimasukkan dalam hasil perundingan iklim PBB COP28 mendatang, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 9 November. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan global secara signifikan, dengan target 11 terawatt (TW) pada tahun 2030, dan menggandakan tingkat perbaikan efisiensi energi global rata-rata tahunan untuk mencapai 4% pada tahun 2030. Presiden COP28 Sultan Al Jaber telah mengundang semua negara untuk bergabung dalam komitmen ini dan membuat komitmen nyata di COP28. Lebih dari 60 negara, termasuk Australia, Zambia, Afrika Selatan, Jepang, dan Singapura, telah sepakat untuk bergabung dalam inisiatif ini.

Janji yang direncanakan menguraikan langkah-langkah untuk mencapai tujuan energi bersih, termasuk peningkatan pembiayaan, penguatan jaringan listrik, penyederhanaan proses perizinan, dan penetapan aturan pasar yang mendorong investasi. Selain itu, janji tersebut menekankan bahwa target energi terbarukan harus disertai dengan peralihan dari bahan bakar fosil yang tidak terkendali yang tidak memiliki teknologi penghilangan emisi. Keputusan pada pembicaraan PBB memerlukan dukungan bulat dari lebih dari 190 negara, dan sikap Tiongkok dan India, dua pengguna bahan bakar fosil terbesar di dunia, akan memainkan peran penting dalam menentukan penerapan janji tersebut. Negosiasi dengan Tiongkok dan India dilaporkan dalam tahap lanjutan, meskipun belum ada yang setuju untuk bergabung.

Skekuatan:

https://www.reuters.com/sustainability/climate-energy/over-60-countries-back-deal-triple-renewable-energy-this-decade-officials-2023-11-10/

https://www.bloomberg.com/news/articles/2023-11-10/us-and-eu-lead-push-for-cop28-to-endorse-tripling-of-renewables?srnd=green#xj4y7vzkg