Pengawas antimonopoli Korea Selatan, Komisi Perdagangan Adil (FTC), telah menunda pengumuman amandemen undang-undang yang bertujuan untuk menerapkan aturan pengungkapan dan antimonopoli yang sama kepada pengusaha Korea dan asing, karena Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi (MOTIE) khawatir bahwa langkah tersebut dapat memicu sengketa perdagangan penuh antara Korea Selatan dan AS, sebagaimana dilaporkan oleh Korea Economic Daily pada tanggal 1 Agustus. Dengan memperkenalkan undang-undang baru tersebut, FTC berupaya untuk menunjuk Kim Bom-suk, seorang warga negara Korea-Amerika dan pendiri perusahaan e-commerce terbesar Korea, Coupang [CPNG:US], sebagai pimpinan konglomerat besar dan dengan demikian menempatkannya di bawah pengawasan yang lebih ketat. Berdasarkan undang-undang yang ada, pimpinan konglomerat Korea dibebaskan dari hukum domestik tentang pengungkapan regulasi dan peraturan antimonopoli jika mereka bukan warga negara Korea.

Otoritas perdagangan AS telah menyatakan bahwa amandemen tersebut melanggar status negara yang paling disukai, prinsip dasar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang mengharuskan negara-negara anggota memperlakukan semua mitra dagang mereka secara setara. AS dapat mengklaim bahwa warga negara AS Kim diperlakukan tidak menguntungkan jika ia ditunjuk sebagai pimpinan konglomerat besar sementara perusahaan minyak Arab Saudi Aramco [ARAMCO:AB], yang memegang saham 63,4% di perusahaan minyak yang berpusat di Seoul S-Oil [010950:KS], tidak menjadi sasaran pengawasan FTC. Selama pembicaraan tingkat kerja antara Korea Selatan dan AS pada bulan Mei, AS menyatakan ketidaksetujuannya terhadap amandemen FTC. Menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, RUU yang direvisi sekarang sedang menunggu keputusan dan terbuka untuk diskusi lebih lanjut antar kementerian.

Sumber:

https://www.kedglobal.com/business-politics/newsView/ked202208010012

https://m.theinvestor.co.kr/view.php?ud=20220801000083

https://www.koreatimes.co.kr/www/tech/2022/08/129_333719.html

https://www.koreatimes.co.kr/www/tech/2022/07/419_333608.html