Inggris mengumumkan rencananya untuk memperkenalkan undang-undang baru yang akan membatasi kekuatan perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Google [GOOG:US], Facebook [FB:US], dan Amazon [AMZN:US] untuk menekan persaingan di pasar digital, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 24 April. Undang-undang ini bertujuan untuk melindungi konsumen dengan mempermudah mereka untuk memilih keluar dari langganan online dan mengatasi ulasan-ulasan palsu. Regulator antimonopoli negara ini, Otoritas Persaingan dan Pasar, tidak memiliki otoritas hukum untuk mengatur pasar-pasar baru seperti media sosial hingga saat ini. Setelah disahkan oleh Parlemen, RUU ini akan memberikan wewenang baru kepada regulator untuk mengatur perusahaan-perusahaan teknologi dengan omset global lebih dari GBP25 miliar (USD31,2 miliar) atau omset di Inggris di atas GBP1 miliar. Regulator akan membuat aturan khusus untuk perusahaan-perusahaan ini untuk mencegah mereka merugikan bisnis dan konsumen yang lebih kecil secara tidak adil. Perusahaan yang melanggar aturan ini dapat didenda hingga 10% dari omset global mereka.

Undang-undang yang diusulkan akan mencakup berbagai layanan digital, termasuk pasar online, mesin pencari, platform media sosial, dan layanan pesan, dan Digital Markets Unit (DMU) akan memiliki kekuatan untuk menegakkan kode etik bagi perusahaan teknologi dengan "status pasar strategis". Kode etik ini akan mengharuskan perusahaan untuk transparan tentang bagaimana mereka menggunakan data konsumen dan memberikan akses yang adil ke layanan mereka kepada bisnis lain.

Sumber:

https://www.reuters.com/technology/britain-take-big-tech-with-new-legal-powers-2023-04-24/

https://www.bloomberg.com/news/articles/2023-04-24/silicon-valley-faces-uk-crackdown-as-government-unveils-tech-law