Vietnam sedang menyelidiki jumlah maksimum emisi gas rumah kaca bagi produsen berdasarkan skema pembatasan dan perdagangannya, sebagaimana dilaporkan oleh Nikkei Asia pada tanggal 6 April. Negara tersebut menanggung beban emisi karbon yang semakin meningkat karena banyak grup multinasional seperti Panasonic [6752:JP] dan Nestle [NESN:SW] merelokasi pabrik batu bara dan gas mereka ke Vietnam. Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan pada emisi karbon perusahaan dan sanksi bagi mereka yang melampaui kuota mereka.

Pada bulan Januari, pemerintah Vietnam mengusulkan sebuah RUU yang menjabarkan rencana untuk pasar karbon domestik. Sebelum meluncurkan pasar perdagangan karbon resmi pada tahun 2028, Vietnam berencana untuk memulai pasar percontohan pada tahun 2025, yang mencakup sektor-sektor seperti energi, transportasi, limbah, penggunaan lahan, proses industri, dan konstruksi. Pada tahun 2027, otoritas akan menetapkan peraturan tentang topik-topik seperti manajemen kredit karbon, emisi gas rumah kaca, dan perdagangan kuota kredit karbon. Tahun ini, Hanoi merilis daftar 1.912 perusahaan, yang meminta mereka untuk menilai jejak karbon mereka dan mengembangkan rencana pengurangan karbon. Sementara itu, dalam hal penghasil emisi asing di Vietnam, mereka tengah mencari cara untuk mematuhi sistem perdagangan karbon. Nestle, misalnya, mengubah limbah kopi menjadi biofuel untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Sumber:

https://asia.nikkei.com/Business/Business-trends/Vietnam-crafting-carbon-market-to-make-polluters-pay

https://finance.sina.com.cn/esg/investment/2022-01-11/doc-ikyamrmz4528360.shtml