Mulai tahun 2027, Inggris akan menerapkan pungutan impor karbon, yang dikenal sebagai mekanisme penyesuaian perbatasan karbon (CBAM), untuk melindungi bisnis dari impor yang lebih murah dari negara-negara yang kebijakan iklimnya tidak terlalu ketat, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 18 Desember. Langkah ini akan berlaku untuk produk-produk padat karbon di sektor-sektor seperti besi, baja, aluminium, pupuk, hidrogen, keramik, kaca, dan semen. Perhitungan pungutan ini akan mempertimbangkan emisi karbon yang terkait dengan produksi barang-barang impor, serta perbedaan antara harga karbon di negara asal dan harga karbon yang dihadapi oleh para produsen di Inggris. Tujuannya adalah untuk menciptakan lapangan bermain yang setara, memastikan bahwa produk padat karbon dari luar negeri menghadapi harga karbon yang sebanding dengan produk yang diproduksi di dalam negeri. Langkah ini sejalan dengan komitmen Inggris untuk mencapai emisi nol pada tahun 2050 dan bertujuan untuk mencegah kebocoran karbon, sehingga berkontribusi pada pengurangan emisi global.

Pungutan impor karbon ini menjawab kekhawatiran dalam industri baja Inggris, yang mengantisipasi perlunya langkah domestik untuk melawan potensi masuknya produk beremisi tinggi setelah Uni Eropa (UE) menerapkan tarif karbon. Uni Eropa memperkenalkan sebuah sistem pada bulan September untuk memberlakukan tarif emisi CO2 pada baja impor, semen, dan barang-barang lainnya, dengan biaya aktual di perbatasan mulai tahun 2026. Industri baja Inggris mendukung kebijakan perbatasan karbon domestik, dengan menekankan pentingnya mencegah produk padat karbon membanjiri pasar. Namun, ada kekhawatiran mengenai waktu pelaksanaannya, karena CBAM Inggris akan diterapkan setahun setelah Uni Eropa, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan industri.

Sumber:

https://www.reuters.com/world/uk/uk-government-implement-carbon-levy-by-2027-2023-12-18/