Jepang telah menjalin kemitraan dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk memulihkan material penting dari limbah elektronik (e-waste) yang dibuang, sebagaimana dilaporkan oleh Nikkei Asia pada tanggal 25 Agustus. Kolaborasi tersebut disetujui dalam pertemuan para menteri lingkungan hidup. Sebagai bagian dari kemitraan tersebut, Jepang akan membantu dalam menetapkan peraturan untuk pembuangan limbah elektronik, termasuk penerapan sistem registrasi dan sertifikasi bagi bisnis yang terlibat dalam pengumpulan dan pembongkaran limbah. Kementerian Lingkungan Hidup Jepang akan mengalokasikan dana untuk inisiatif ini dalam permintaan anggaran tahun fiskal 2024 dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyelesaikan rinciannya.

Asia Tenggara telah mengalami lonjakan limbah elektronik karena peraturan yang relatif longgar mengenai impor limbah. Banyak negara di kawasan tersebut, termasuk Thailand, telah berjuang untuk mengelola dan membuang limbah elektronik yang terus bertambah jumlahnya dengan baik. Penanganan yang tidak tepat ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, termasuk tanah, air, dan udara, yang menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Kemitraan antara Jepang dan ASEAN bertujuan untuk menetapkan aturan yang efektif untuk pembuangan limbah elektronik dan mengurangi masalah lingkungan dan kesehatan ini. Selain itu, kolaborasi ini diharapkan dapat menguntungkan Jepang dengan memungkinkan pemulihan logam berharga dari limbah elektronik, yang sangat penting untuk mendukung industri mobil listrik negara tersebut dan mengatasi keterbatasan sumber daya logam dalam negerinya.

Sumber:

https://asia.nikkei.com/Spotlight/Environment/Japan-ASEAN-partner-to-recover-critical-metals-from-e-waste

https://www.jumpstartmag.com/a-close-look-at-southeast-asias-e-waste-crisis/

https://kr-asia.com/e-waste-southeast-asias-growing-environmental-concern

https://www.ft.com/content/bfa3dc91-ea17-4c68-8be1-37a677bacd13