Perusahaan dagang Jepang Mitsui [8031:JP] dan Mitsubishi [8058:JP] telah membentuk kemitraan dengan Sempra Infrastructure [SRE:US] yang berpusat di AS untuk menjual gas alam cair (LNG) yang diproduksi menggunakan proses rendah karbon, sebagaimana dilaporkan oleh Nikkei Asia pada tanggal 13 April. Perusahaan-perusahaan tersebut akan memulai produksi sekitar tahun 2029 di fasilitas LNG utama di Louisiana. Pabrik tersebut akan menggunakan motor listrik yang ditenagai oleh energi terbarukan, terutama tenaga surya, untuk menggantikan turbin gas tradisional. Dikombinasikan dengan teknologi pengurangan karbon lainnya seperti penangkapan karbon, pabrik tersebut dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari produksi sebesar 80% hingga 90%. Proyek tersebut diharapkan dapat memproduksi 6,75 juta ton LNG setiap tahunnya, yang setara dengan sekitar 10% dari permintaan tahunan Jepang pada tahun 2023.

Inisiatif ini bertujuan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan sumber energi rendah karbon. Perusahaan listrik Jepang menghadapi tekanan yang semakin besar dari pelanggan di sektor manufaktur dan ritel untuk menggunakan sumber energi hijau guna mengurangi jejak karbon mereka. Saat ini, Mitsui dan Mitsubishi sedang berunding dengan perusahaan listrik dan gas Jepang untuk menjual LNG hijau yang diproduksi dari fasilitas Sempra di Louisiana. Khususnya, metode produksi hijau Sempra memungkinkan biaya produksi yang hampir sama dengan proses pembuatan LNG saat ini. Agustus lalu, Sempra juga menandatangani perjanjian dengan konsorsium yang terdiri dari Mitsubishi dan tiga perusahaan gas utama Jepang untuk mempelajari kelayakan proyek produksi e-metana di Pantai Teluk AS. E-metana, atau e-gas alam, adalah jenis bahan bakar hijau lain yang dibuat dengan menggabungkan hidrogen hijau dengan CO2 yang ditangkap dari sumber industri.

Sumber:

https://asia.nikkei.com/Business/Energy/Greener-U.S.-LNG-Mitsui-Mitsubishi-eye-90-emissions-cut-from-production

https://www.sempra.com/newsroom/press-releases/sempra-infrastructure-and-leading-japanese-consortium-develop-carbon