Nissan Motor Co Ltd [7201:JP], produsen mobil Jepang yang menjadi pelopor kendaraan listrik (EV) dengan Leaf bertenaga baterai, mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka berencana untuk meningkatkan produksi kendaraan dan rangkaian tenaga listrik di Amerika Serikat, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 28 Februari. Perusahaan ini berharap untuk mengejar ketinggalan di segmen yang saat ini didominasi oleh produsen mobil baru seperti Tesla Inc. Meskipun Nissan adalah salah satu produsen mobil pertama yang menawarkan kendaraan listrik untuk dijual kepada publik, mereka telah berjuang dalam beberapa tahun terakhir bersama dengan banyak produsen mobil lama lainnya, yang menghadapi persaingan yang semakin ketat dari pendatang baru yang lebih gesit.

Agar tetap kompetitif, Nissan kini menetapkan sasaran yang lebih ambisius untuk penjualan mobil listriknya. Perusahaan ini bertujuan untuk memiliki kendaraan listrik, yang mencakup mobil listrik hibrida canggihnya, yang menghasilkan lebih dari 55% dari penjualan global pada tahun fiskal 2030, naik dari sasaran sebelumnya sebesar 50%. Perusahaan ini juga berencana untuk memperkenalkan 27 kendaraan listrik baru pada tahun fiskal 2026, dengan 19 di antaranya adalah EV bertenaga baterai. Ini merupakan peningkatan dari rencana sebelumnya, yaitu untuk memperkenalkan 23 kendaraan listrik, termasuk 15 EV bertenaga baterai. Untuk mencapai sasaran ini, Nissan berencana untuk meningkatkan produksi EV-nya di pabriknya di Smyrna, Tennessee dan membangun rangkaian tenaga listrik di pabriknya di Decherd di negara bagian yang sama. Selain itu, perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menambahkan sumber baterai kedua yang diproduksi di AS untuk mematuhi Undang-Undang Pengurangan Inflasi.

Sumber:

https://www.reuters.com/business/autos-transportation/nissan-plans-build-second-us-battery-plant-gupta-says-2023-02-27/
https://www.autoblog.com/2023/02/27/nissan-us-ev-production-inflation-recovery-act-rules/