SK Ecoplant, unit bisnis ramah lingkungan SK Group [210980:KS], telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) [601668:CH], kontraktor konstruksi terbesar di dunia, untuk bersama-sama mengembangkan sumber daya energi terbarukan di luar negeri, seperti yang dilaporkan oleh Korea Economic Daily pada tanggal 6 Januari. Dalam MOU tersebut, kedua pihak menargetkan pasar energi terbarukan yang belum dieksplorasi di Afrika, Asia, dan daratan Cina. SK Ecoplant akan membawa keahlian dalam energi terbarukan dan teknologi hidrogen hijau, serta pengembangan bisnis dan layanan pembiayaan proyek, sementara CSCEC akan memberikan akses ke jaringannya di 77 negara di seluruh dunia.

Kedua perusahaan ini terutama akan mengembangkan bisnis luar negeri di Mesir dan Cina, menurut SK Ecoplant. Mesir dipandang sebagai produsen hidrogen hijau yang potensial karena sinar matahari yang cukup, kondisi cuaca yang mendukung, dan lahan yang luas. Di Cina, industri tenaga surya diperkirakan akan berkembang dengan cepat dengan booming tenaga surya atap. Di bawah Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, perusahaan dapat memperoleh tunjangan emisi karbon untuk proyek-proyek energi bersih yang terdaftar. Pada bulan Januari 2022, SK Ecoplant mengumumkan investasi sebesar USD200 juta untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya atap berkapasitas 250 megawatt (MW) di Provinsi Dong Nai, Vietnam. Setelah selesai, proyek ini dapat menghasilkan 365.000 megawatt-jam (MWh) listrik setiap tahunnya dan mengamankan hak emisi karbon sekitar 330.000 ton karbon dioksida. Hak emisi karbon yang dihasilkan dari proyek ini akan dibawa ke Korea Selatan dan dijual ke perusahaan lain.

Sumber:

https://www.kedglobal.com/energy/newsView/ked202301060001

https://www.koreaherald.com/view.php?ud=20230105000536

https://www.kedglobal.com/energy/newsView/ked202206230016

http://www.businesskorea.co.kr/news/articleView.html?idxno=86708