Pemerintah Jepang telah berkomitmen untuk memberikan subsidi sebesar JPY450 milyar (USD3,04 milyar) untuk pengembangan proses baru pembuatan baja reduksi hidrogen, yang menandai peningkatan yang signifikan dari alokasi awal, seperti yang dilaporkan oleh Nikkei Asia pada tanggal 16 September. Pemerintah sebelumnya telah memutuskan untuk mengalokasikan hingga JPY193,5 miliar (USD1,31 miliar) untuk mengkomersialkan pembuatan baja reduksi hidrogen pada sekitar tahun 2045. Dengan memperluas dukungan finansial, pemerintah bertujuan untuk mempercepat target ini menjadi tahun 2040. Subsidi tersebut akan bersumber dari Dana Inovasi Hijau senilai JPY2,7 triliun (USD18,29 miliar) yang didedikasikan untuk teknologi dekarbonisasi. Sebuah konsorsium yang dibentuk oleh Nippon Steel [5401:JP], JFE Steel [5411:JP], dan Kobe Steel [5406:JP] akan menerima subsidi tersebut.

Produksi baja menyumbang 46% dari seluruh emisi karbon yang dihasilkan dari sektor industri domestik Jepang pada tahun 2021. Oleh karena itu, transisi rendah karbon untuk industri pembuatan baja merupakan prioritas utama dalam mencapai target emisi nol bersih Jepang pada tahun 2050. Pembuatan baja reduksi hidrogen dipandang sebagai pendekatan penting dalam transisi ini, karena mengurangi emisi karbon dengan mengganti kokas dengan hidrogen sebagai agen pereduksi. Namun, biaya hidrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan batu bara kokas telah menjadi kendala utama dalam penerapan pendekatan inovatif ini. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Jepang meluncurkan sebuah rencana pada bulan Juni untuk menginvestasikan USD107,5 milyar selama 15 tahun ke depan untuk meningkatkan pasokan hidrogen dan menurunkan biaya produksi.

Skekuatan:

https://asia.nikkei.com/Spotlight/Environment/Climate-Change/Japan-doubles-subsidy-for-carbon-cutting-steelmaking-tech

https://www.reuters.com/business/energy/japan-invest-107-bln-hydrogen-supply-over-15-years-2023-06-06/