Uni Eropa mencapai kesepakatan awal pada tanggal 12 Desember untuk memberlakukan pajak emisi karbon dioksida pada impor barang-barang yang menimbulkan polusi seperti baja, semen, pupuk, aluminium, dan listrik mulai tahun 2026, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada tanggal 13 Desember. Pajak ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung perusahaan-perusahaan Eropa bersaing dengan negara-negara yang menerapkan harga karbon dioksida yang lebih rendah. Secara khusus, para importir barang-barang yang intensif karbon akan diminta untuk membeli izin untuk emisi karbon mereka dengan harga yang sama dengan harga yang dibayarkan oleh para produsen domestik di bawah Sistem Perdagangan Emisi Uni Eropa (ETS). Akan ada fase transisi selama tiga tahun untuk tarif emisi karbon yang dimulai pada tahun 2023. 

Uni Eropa telah menetapkan tujuan ambisius untuk mengurangi emisi karbon sebesar 55% pada tahun 2030 dari tingkat emisi tahun 1990 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Namun, masih belum diketahui kapan pungutan perbatasan akan menggantikan izin emisi karbon dioksida gratis yang saat ini diterima oleh industri domestik. Ada juga kekhawatiran bahwa pajak perbatasan karbon dapat melanggar peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengakibatkan perselisihan perdagangan di antara negara-negara. Tarif baru ini merupakan bagian dari Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (Carbon Border Adjustment Mechanism/CBM) Uni Eropa, yang akan diimplementasikan secara bertahap mulai Januari 2023. Selama periode awal penerapan, para importir hanya perlu melaporkan kewajiban emisi karbon mereka. 

Sumber:

https://www.reuters.com/markets/carbon/eu-strikes-deal-world-first-carbon-border-tariff-2022-12-13/

https://home.kpmg/xx/en/home/insights/2022/08/carbon-border-adjustment-mechanism-impacts.html

https://www.ft.com/content/51e6bd85-dbb2-4071-b635-8ab9bd2ab95b

https://www.politico.eu/article/european-union-carbon-border-tax/