Otoritas Moneter Singapura (MAS) telah mengajukan rencana kode etik untuk pemeringkatan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) dan penyedia data dengan tujuan membangun transparansi yang lebih besar dalam metodologi dan sumber data, tata kelola, dan manajemen konflik kepentingan. Implementasi kode yang diusulkan pada awalnya akan dipantau oleh MAS sebelum menjadi kerangka kerja peraturan untuk penyedia peringkat ESG. [1]

Peringkat ESG merupakan komponen penting dalam proses investasi. Peringkat ini memberikan metrik kepada investor tentang eksposur risiko dan peluang perusahaan yang pada akhirnya memberikan proses pengambilan keputusan investasi yang lebih beralasan. Peringkat yang tinggi akan menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam menangani risiko. Biasanya, investor akan lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan dengan peringkat yang baik karena mereka menawarkan insentif yang menarik. [2]

Namun, bagaimana lembaga pemeringkat menetapkan peringkat mereka adalah diskusi yang lebih luas. Kurangnya keseragaman dan standarisasi dalam sistem pemeringkatan LST, berdampak negatif pada investor. Seiring dengan semakin populernya integrasi risiko dan peluang terkait keberlanjutan ke dalam keputusan alokasi modal, maka penggunaan peringkat dan produk data LST menjadi semakin penting. Oleh karena itu, proposal yang diajukan oleh MAS untuk memperbaiki kurangnya transparansi metodologi dan sumber data menandai tahap awal penetapan standar kualitas dan keandalan peringkat dan produk data LST di Singapura. [3] [4]

Baru-baru ini, pada tanggal 13 Juni^th Komisi Eropa juga mengajukan serangkaian proposal baru yang dirancang untuk memberlakukan peraturan yang lebih ketat terhadap lembaga pemeringkat ESG untuk melindungi dan memperkuat investasi berkelanjutan. Dalam proposal tersebut, perubahan pada cara lembaga pemeringkat LST menawarkan layanan mereka kepada investor dan perusahaan di Uni Eropa akan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik terkait investasi berkelanjutan. [5] Selain itu, proposal tersebut mencatat bahwa pasar pemeringkatan ESG secara keseluruhan saat ini mengalami kekurangan dan tidak berfungsi dengan baik karena ketidakjelasan metodologi yang digunakan oleh penyedia jasa dan konflik kepentingan yang menyebabkan kebutuhan investor tidak terpenuhi dan kepercayaan terhadap pemeringkatan menjadi berkurang.

Negara tetangga Jepang dan Badan Jasa Keuangan (FSA) mereka telah berhasil menerapkan kode etik yang komprehensif untuk penyedia data ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola). Selain itu, Dewan Sekuritas dan Bursa India (SEBI) telah mengambil langkah signifikan dengan mengusulkan kerangka kerja peraturan yang kuat dan dapat ditegakkan untuk mengawasi penyedia pemeringkatan ESG. [6]

Dalam keterlibatan MAS dengan investor dari Institusi Keuangan (FI), tantangan serupa juga telah disampaikan, yang sebagian besar merupakan tantangan yang sama yang diidentifikasi oleh laporan yang diterbitkan oleh Organisasi Internasional Komisi Sekuritas (IOSCO) pada bulan November 2021. Diantaranya termasuk pengungkapan yang tidak memadai atas metodologi produk, data dan proses, serta tata kelola penyedia layanan. [7]

Tanggapan

Menanggapi banyak kritik yang terkait dengan "tahap perkembangan yang baru dimulai" yang dihadapi oleh penyedia jasa pemeringkatan ESG, MAS mengusulkan pendekatan regulasi bertahap untuk penyedia jasa pemeringkatan ESG dan produk data. Pada awalnya, Kode Etik Industri (CoC) yang bersifat sukarela akan diterapkan. Setelah tahap ini selesai, MAS akan melanjutkan dengan melakukan konsultasi publik secara menyeluruh untuk menetapkan rezim peraturan lokal. Pendekatan ini akan bertujuan untuk menanamkan kepercayaan terhadap peringkat dan produk data ESG, mendorong inovasi, dan pertumbuhan pasar, serta tetap dapat beradaptasi dengan perubahan peraturan global.

Di bawah Kode Etik yang diusulkan (CoC), MAS juga berupaya untuk mencakup definisi yang luas dari peringkat ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) dan produk data, dengan mengambil inspirasi dari kode yang sudah ada di yurisdiksi lain, seperti CoC Jepang untuk Evaluasi ESG dan Produk Data. CoC ini bermaksud untuk mencakup produk yang menawarkan opini tentang profil ESG suatu entitas atau menggunakan estimasi, perhitungan, atau analisis dari penyedia jasa.

Untuk memastikan tata kelola yang tepat dan manajemen konflik kepentingan, penyedia jasa akan diminta untuk mengungkapkan metodologi dan sumber data yang digunakan untuk memperoleh peringkat ESG dan keluaran data yang mereka hasilkan. Namun, CoC akan mengukir produk spesifik yang sudah diatur di Singapura, seperti peringkat kredit di bawah Securities and Futures Act 2001 (SFA) dan analisis penelitian atau laporan tentang produk investasi yang diatur di bawah Financial Advisers Act 2001. [8]

Siapa yang Harus Mengadopsi CoC?

MAS menyarankan agar mereka yang harus mengadopsi CoC ini adalah pemeringkat ESG, dan penyedia produk data yang memiliki hubungan langsung dengan industri sekuritas dan derivatif di Singapura. Dengan mempertimbangkan distribusi global peringkat ESG dan produk data, CoC ini dapat diterapkan dalam dua skenario:

1. Jika penyedia layanan berbasis di Singapura dan menawarkan peringkat ESG dan/atau produk data yang terkait dengan aktivitas dan institusi dalam industri sekuritas dan derivatif, baik secara lokal maupun internasional.
2. Jika penyedia layanan berbasis di luar negeri tetapi menawarkan peringkat ESG dan/atau produk data yang berkaitan dengan aktivitas dan institusi dalam industri sekuritas dan derivatif Singapura.

Untuk mengakomodasi kasus-kasus tertentu, MAS juga berencana untuk menyesuaikan penyedia tertentu yang tidak dimaksudkan untuk dicakup oleh CoC. Sebagai contoh, lembaga akademis yang hanya menyediakan data ESG khusus untuk tujuan akademis akan dikecualikan dari ketentuan CoC. [9]

Selain itu, untuk memastikan efektivitas CoC dalam menanamkan kepercayaan pasar, MAS telah menetapkan serangkaian strategi untuk memaksimalkan adopsi. Yang pertama adalah mendorong kepatuhan melalui pendekatan "Patuhi atau Jelaskan", yang hanya mengikuti praktik-praktik terbaik. Kedua, meminta penyedia layanan untuk melengkapi dan mempublikasikan Daftar Periksa Pengujian Mandiri untuk menunjukkan komitmen. Ketiga, untuk memastikan interoperabilitas di seluruh yurisdiksi, jaminan bagian ketiga bersifat sukarela tetapi akan menambah lapisan kredibilitas terhadap upaya kepatuhan penyedia layanan dalam pelaporan data LST.

CoC MAS bertujuan untuk meningkatkan transparansi bagi Penyedia Produk Pemeringkatan dan Data ESG di tengah-tengah lanskap peraturan yang berkembang pesat. Berbagai yurisdiksi, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan India, mengajukan peraturan untuk memastikan akuntabilitas dan pengawasan terhadap penyedia pemeringkatan ESG yang beroperasi di wilayah mereka. Perkembangan ini menyoroti semakin pentingnya kerangka kerja peraturan yang kuat untuk integritas dan keandalan data dan peringkat LST di seluruh dunia. Selain itu, peraturan yang diusulkan akan memainkan peran penting dalam membentuk ekosistem pemeringkatan ESG yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya seiring dengan perkembangan industri ini secara global dan di Singapura.

Sumber

1. https://www.asiaasset.com/post/27384-masesgdata-gte-0630
2. https://kpmg.com/dk/en/home/insights/2022/10/esg-rating.html
3. https://news.bloomberglaw.com/esg/lack-of-uniformity-in-esg-ratings-system-poses-risks-opportunities
4. https://esgnews.com/mas-proposes-code-of-conduct-for-providers-of-esg-ratings-and-esg-data-products/
5. https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/ip_23_3192
6. https://www.esginvestor.net/singapore-proposes-industry-code-for-esg-data-providers/
7. https://www.responsible-investor.com/singapore-consults-on-esg-data-and-ratings-code-of-conduct/
8. https://www.mas.gov.sg/publications/consultations/2023/consultation-paper-on-proposed-code-of-conduct-for-esg-rating-and-data-product-providers
9. https://www.mas.gov.sg/-/media/mas/news-and-publications/consultation-papers/annex-i-draft-code-of-conduct-for-esg-rating-and-data-product-providers.pdf