Dengan perkembangan terkini konsolidasi standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) secara internasional, regulator, peserta, dan pengamat pasar Tiongkok semuanya memberikan perhatian lebih besar pada ESG. Menanggapi meningkatnya perhatian global pada informasi ESG, Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok (CSRC) mengirimkan dua sinyal penting kepada pasar terkait perkembangan ESG di negara tersebut.

Sinyal 1: Implikasi dari Penerapan Dewan Standar Keberlanjutan Internasional (ISSB)

Pada Forum Boao pada tanggal 20 April, Fang Xinghai, wakil ketua CSRC, mengomentari draf terbaru Standar ISSB ESG, yang akan diselesaikan pada akhir tahun ini. CSRC percaya bahwa standar ISSB yang baru dapat diadopsi secara global dan memiliki dampak besar pada perusahaan-perusahaan Tiongkok. Karena semakin banyak perusahaan yang terdaftar di pasar luar negeri seperti Amerika Serikat, Swiss, dan Jerman, mereka sangat perlu membiasakan diri dengan standar pengungkapan ESG internasional, karena pasar-pasar luar negeri ini sangat mungkin untuk mengadopsi standar seperti ISSB dalam dua tahun ke depan. Jika perusahaan-perusahaan Tiongkok yang terdaftar di pasar-pasar ini gagal mengungkapkan informasi ESG dengan benar, mereka tidak akan diizinkan untuk go public, sehingga gagal mendapatkan modal internasional. Oleh karena itu, standar ISSB memiliki dampak signifikan pada penilaian perusahaan untuk perusahaan-perusahaan Tiongkok juga. Menanggapi standar baru tersebut, CSRC mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah merumuskan standar untuk pengungkapan wajib di Tiongkok.

Draf standar ISSB diterbitkan pada tanggal 31 Maret tahun ini. Draf tersebut berisi dua standar, salah satunya adalah pengungkapan umum tentang keberlanjutan, dan yang lainnya secara khusus berkaitan dengan pengungkapan iklim. Standar ISSB saat ini sedang dalam tahap konsultasi, dan versi finalnya diharapkan akan diterbitkan pada akhir tahun 2022. Hingga saat ini, pemahaman perusahaan Tiongkok tentang pengungkapan ESG masih pada tingkat yang relatif dangkal. Pengungkapan informasi ESG melibatkan statistik dan kalkulasi multi-level berdasarkan data primer. Mengambil data emisi karbon sebagai contoh, perusahaan tidak hanya perlu mengukur penggunaan daya mereka tetapi juga membedakan intensitas emisi karbon dari berbagai sumber daya. Untuk menghitung emisi karbon yang dihasilkan dari listrik merupakan proses multi-langkah pengumpulan data, pengelolaan, penyaringan, verifikasi, dan sebagainya. Untuk berhasil melakukan akuntansi karbon dan memenuhi persyaratan pengungkapan internasional, perusahaan Tiongkok masih menghadapi tantangan dari keterbatasan kapasitas pengungkapan dan kurangnya kondisi teknis.

Sinyal 2: Pencantuman ESG dalam Pedoman Manajemen Hubungan Investor

Pada tanggal 15 April, CSRC menerbitkan pedoman untuk pengelolaan hubungan investor (IR) perusahaan tercatat, yang akan mulai berlaku pada tanggal 15 Mei. Pedoman tersebut mengklarifikasi tanggung jawab utama manajemen IR perusahaan tercatat dan menetapkan bahwa informasi ESG harus ditambahkan ke komunikasi IR. Ini adalah pertama kalinya CSRC memasukkan informasi ESG ke dalam pedoman IR. Versi terakhir pedoman tersebut dirilis pada tahun 2005. Pada tahun 2018, CSRC merevisi pedoman untuk tata kelola perusahaan perusahaan tercatat, yang menekankan bahwa perusahaan tercatat harus menerapkan konsep pengembangan inovasi, koordinasi, hijau, keterbukaan, dan berbagi. Revisi ini menyiapkan kerangka dasar untuk pengungkapan informasi ESG. Pedoman manajemen IR yang baru dimaksudkan untuk bekerja dengan pembaruan dalam pedoman tata kelola perusahaan.

IR merupakan saluran penting yang menghubungkan perusahaan dan investor. Menurut survei yang diluncurkan bersama oleh Syntao dan Principal for Responsible Investment (PRI) pada tahun 2020, kendala utama yang dihadapi oleh 40 investor institusional dan perusahaan tercatat baik dalam maupun luar negeri adalah kurangnya kesadaran ESG dari staf IR, yang menyebabkan kesulitan bagi investor untuk memperoleh informasi ESG yang berharga. Mengoptimalkan manajemen IR dengan memasukkan informasi ESG akan mendorong transformasi perusahaan ke model bisnis yang lebih berkelanjutan dan membantu investor mengintegrasikan ESG ke dalam strategi investasi mereka.

Tahap Pengungkapan ESG Perusahaan Tiongkok Saat Ini

Pada tahun 2021, 90% perusahaan tercatat di Tiongkok mengadakan rapat kinerja tahunan, tetapi hanya 25% dari semua perusahaan tercatat yang menerbitkan laporan ESG atau CSR. Di pasar saham A Tiongkok, terdapat 1091 perusahaan tercatat di pasar saham A yang menerbitkan laporan ESG atau CSR pada tahun 2021, yang mencakup 24.05% dari total perusahaan di pasar ini. Meskipun secara umum, jumlah perusahaan tercatat di Tiongkok yang mengungkapkan informasi ESG telah meningkat, kualitas pengungkapan tersebut sangat bervariasi. Dua masalah dalam pengungkapan ESG masih ada: pengungkapan risiko yang tidak memadai dan kurangnya informasi kuantitatif.

Remy Briand, kepala global bisnis MSCI ESG, menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa bursa saham di Tiongkok Daratan perlu meluncurkan pedoman ESG, dan semakin cepat semakin baik. Sejauh menyangkut pengurangan emisi, hal itu masih dalam tahap awal dan masih ada ketidakkonsistenan antara regulator dan perusahaan. Bank sentral Tiongkok dan badan pengatur lainnya sangat proaktif dalam mempromosikan tindakan netralitas karbon, tetapi banyak perusahaan dan lembaga manajemen aset masih merasa bahwa mereka memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Pada saat yang sama, banyak manajer investasi lembaga manajemen aset internasional juga melaporkan kesulitan dalam melakukan pemeringkatan ESG, karena kurangnya informasi ESG yang berkualitas pada beberapa perusahaan Tiongkok. Oleh karena itu, penguatan pengungkapan informasi ESG akan membantu mengatasi kesulitan tersebut dan menarik lebih banyak pendanaan internasional ke pasar saham Tiongkok.

Dua hal yang dapat diambil

Sementara standar internasional menjadi tolok ukur, dan pengungkapan wajib domestik belum diterapkan, perusahaan Tiongkok memiliki cukup waktu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih kuat tentang cara mengelola data ESG. Sementara negara-negara berkembang mungkin menghadapi kesenjangan yang lebih besar dalam infrastruktur informasi dan data daripada negara-negara maju, baik Tiongkok maupun negara-negara berkembang lainnya konsisten dalam upaya menerapkan praktik ESG. Sama seperti proses adopsi standar akuntansi internasional, standar pengungkapan informasi ESG juga akan memerlukan proses adaptasi. Saat ini, perusahaan perlu meningkatkan tingkat pengungkapan informasi, menguasai dasar-dasar manajemen data ESG, dan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk manajemen dan pelaporan ESG, termasuk staf, basis data, dan keterampilan.

Komunikasi antara IR dan investor tidak boleh dibatasi pada satu laporan setiap tahun, tetapi juga membangun mekanisme untuk meningkatkan aksesibilitas dan konsistensi. IR merupakan saluran penting bagi perusahaan untuk berkomunikasi secara internal dan eksternal. Perhatian investor terhadap ESG akan meningkatkan permintaan informasi dari unit dan fungsi bisnis internal, seperti departemen sumber daya manusia, departemen pengadaan, tim operasi, dll. IR perlu membangun sistem respons cepat dan pengumpulan informasi yang cepat. Seneca ESG berkomitmen untuk menyediakan solusi bagi manajemen data ESG. Platform EPIC kami memungkinkan manajemen data waktu nyata dan peringatan instan, yang dapat membantu IR mengumpulkan dan mengatur data ESG untuk menyediakan informasi yang efektif dan tepat waktu bagi investor.

Sumber:

http://finance.sina.com.cn/jjxw/2022-04-20/doc-imcwipii5451359.shtml

http://www.csrc.gov.cn/csrc/c101954/c2334702/content.shtml

https://www.thestandard.com.hk/section-news/section/2/240962/Chinese-firms-told-to-step-up-on-ESG

https://www.lexology.com/library/detail.aspx?g=c235bc6c-64f4-425b-af5a-97c26311d25b

http://www.csrc.gov.cn/csrc/c101954/c2334702/2334702/files/%E9%99%84%E4%BB%B61%EF%BC%9A%E4%B8%8A%E5%B8%82%E5%85%AC%E5%8F%B8%E6%8A%95%E8%B5%84%E8%80%85%E5%85%B3%E7%B3%BB%E7%AE%A1%E7%90%86%E5%B7%A5%E4%BD%9C%E6%8C%87%E5%BC%95.pdf